Pagi itu ketika sinar matahari masih terpancar merah dan di hiasi dengan warna kuning yang cerah dilangit yang biru, dan ketika embun pagi masih terasa sejuk, aku mulai hariku untuk beraktivitas ku awali setiap langkahku dengan do’a sebelum aku pergi untuk menuntut ilmu dengan berbekal restu seorang ibu.
“Bunda,…aku berangkat sekolah dulu, Assalamu’alaikum…?” tidak lupa kucium tangannya yang begitu halus dengan kasih sayangnya.
“Yah… wa’alaikum salam, hati-hati dijalan” jawab sang ibu dengan suara merdunya sambil mengusap rambutku. Sungguh sentuhan yang penuh kasih dan sayang,mengingatkan aku ketika masa kecil dulu.
***
Aku mulai melangkah dengan penuh kebahagiaan ,kubagikan kebahagiaan itu kepada setiap orang lewat senyuman yang ramah.
“Pagi pak?” sapaku kepada seorang guru SD yang pernah mengajariku.
“Pagi juga,,,?” sungguh begitu ramah ia kepadaku , sambil menganggukkan kepalanya ,itulah seorang guru yang tidak pernah lupa kepada seorang muridnya. “Sungguh engkaulah pahlawan tanpa tanda jasa” ucapku dalam hati.
Di sebuah trotoar aku menunggu mobil yang akan membawaku ke sekolah, kulambaikan tanganku dan ahirrnya mobil itupun berhenti tepat aku di depanku, tanpa menunggu lama aku langsung menaikinya.
“Kiri…!!! Kiri…. Mas,” seruanku kepada seorang sopir mobil. Akupun turun ,dan melangkah menuju sekolah kebanggaanku . Ditengah perjalanku menuju kampusku, aku menemukan sebuah kejutuan tidak terduga sebuah senyuman indah dari seorang gadis yang berwajah cantik berseragam putih abu-abu . “ Pagi…?” ucapnya sambil tersenyum ramah kepadaku.
“ Pagi juga…” kubalas senyumannya itu dengan menaikan kedua alis mataku.
“Duh… cantiknya dikau,andaiku tahu siapa dirimu” ucapku dalam hati , tak berhenti aku menatapnya dari jauh .
***
Setelah pulang dari sekolah aku coba cari tahu tentang dirinya dengan lewat di depan muka rumahnya. Tak ada tanda kalau dia ada dirumah , munkin dia belum pulang dari sekolahnya . “ Sial , dia ga’ ada dirumah !!” sesalku dalam hati. Sebuah harapan tersimpan dalam ahtiku, “Semoga saja besok bisa bertemu dengan dia”ketika akiu menanti sebuah mobil angkot untuk mengantarku pulang kerumah. Diseberang jalan aku melihat seorang gadis yang sedang duduk melamun, aku penasaran ingin rasanya mengenal dirinya tapi hatiku malu dan aku hanya bisa menatapnya dari sebrang jauh . hatiku bertanya “Siapakah gadis cantik berkacamata yang duduk melamun ?”…
Kucoba hilangkan rasa penasaranku dengan menghampirinya dan duduk di sampingnya. Awalnya aku malu, dan duduk dengan jarak jauh darinya , sekali lagi kutatap dia .
” Ya… Allah siapakah gerangan dirimu, sungguh betapa indahnya ciptaan-Mu “ Sejenak dalam hati kumemuji ciptaan-Nya. Lama kutatap dirinya ,dan kucoba duduk mendekatinya . “ Ada apa mas??”… gadis itu menyapaku sambil tersnyum manis . mungkinkah dia mendengar ucapan dalam hatiku .
“Ah… ga’ pa-pa ko’, Cuma kagum ajah bolehkan, betapa indahnya wajahmu sungguh Allah ciptakan engkau dengan sempurna”. Ucapku dengan gemetar seluruh tubuh , “Ya… bolehlah, tapi biasa ajah mas , ga’ usah gemetar gitu dong??” Rupanya dia memperhatikan diriku , aku jadi malu.
“Sendirian aja neng,..?” pertanyaan yang cukup basi .
“ Kelihatanya apa mas,” Oh sungguh sekali lagi aku salah tingkah. Ucapku dalam hati.
“ Maaf nih, kalo aku boleh jujur, neng cantik kalau neng lagi diam melamun kaya tadi”.
“Ah masa… berarti mas liat aku dari tadi dong?” suara manja sang gadis itu terdengar olehku sungguh membuat hatiku sejuk.
“Emang napa neng , gombal yah kedengaranya … aduh salah lagi nih gue, tapi jujur loh itu kata-kata dlaam hatiku yang terdalam”.
“ Makasih mas, atas pujianya , tapi aku ga’ ada receh mas, he..he… ga’ mas bercanda ko’? jawabnya sambil tertawa dengan manja.
“Yah… mungkin kedengaranya gombal buat neng, kalo cowo’ bilang kaya gitu iya kan?” ucapku sambil merasa bersalah. Tak ada jawaban darinya hanya terdiam tersipu.
“Ohya , pulang kemana nieh…?” kucoba bertanya dengan pertanyaan yang sederhana. “pulang ke rumah , emang kenapa?” Sunguh aku semakin tak berdaya dibuat olehnya . “Ga’ Cuma nanya ajah ko’ , rumahnya dimana neng?” “ Di atas bumi end di bawah langit.” Aku semakin kesal dibuat olehnya, tapi aku coba untuk bersabar. “Ko’ jawabnya gitu sih neng, serius nih…?”
“Oh.. mas marah nih, ..” suara manjanya kembali terdengar.
“Ga’ mana mungkin mas marah sama orang secantik neng,”
“Cie.. gombalnya keluar lagi , deket ko’ mas, dari sini lurus ajah terus berhenti deh di lampu merah. “
“kalo di lampu merah yah tiap mobil juga berhenti neng, ntar di tilang polisi “
“Nah… itu mas ngarti ?... Pinternya mas ini, mau maen kerumahku ta mas?”.
“Ga’ Cuma pengen tahu aja “
“Sama ja mas awalnya pengen tahu dulu, habis itu maen deh ke rumah, ohya kalo mas pulangnya kemana?” Sepertinya dia penasaran.
“ Deket ko’, dari sini lurus terus belok kiri habis itu ada sungai nah.. jebur deh neng kesitu, he…he…” “Ko’ jawabnya gitu sih mas, berarti mas ikan dong? He…he… ga ko’ mas becanda habis mas kaya gitu sih.”
“iya sama-sama neng juga kaya gitu, Ohya jam berapa nih?”
“Jam setenga dua siang mas, emang kenapa mas ko’ kelihatanya gelisah sih?”
“Ya jelas lah!!... Mas gelisah , orang mas belum sholat Dzuhur, kalo neng emang udah sholat?”
“Gimana mau sholat mas, lagi ada tamu special gitu…?” dengan suara yang berbisik-bisik dia menjawabnya.
“Hmmm… pantesan duduk disini ajah ga pulang-pulang”. Terlalu lama waktu yang terbuang sia-sia, hingga aku melupakan kewajibanku. Ahirnya mobil yang aku tunggu datang tepat di hadapan kami.
“Mas, itu mobilnya datang ?”
“Ya bentar lagi, tanggung nieh… “
“udah ntar mas ga’ sholat Dzuhur loh? Gara-gara ngobrol bareng sama aku, Pulang gie… kasian tuh mobilnya udah nungguin.”
Mendengar ucapan dari bibir manisnya itu akupun tak kuasa untuk menolaknya.
“Oke, mas pulang nih, mau bareng ga’ neng?”
“Makasih mas, udah penuh neng ga’ biasa kalo naik mobil berdiri tuh, apa kata dunia orang secantik aku naik mobil berdiri?” Sungguh ucapanya itu seakan menolak ajakanku. Dalam hatiku bertanya-tanya ,aku masih belum tahu siapakah nama gadis berkacamata itu??.
“Hey, siapa namamu!!!...” teriakku sambil berdiri di samping pintu mobil. Tapi dia hanya berucap tanpa suara aku tak bisa mengartikan ucapan yang keluar dari bibir manisnya itu,
“ ah… lagi-lagi aku gagal kenalan dengan seoranggadis cantik “ sesalku dalam hati.
***
Senin, 17 Mei 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar